Skip to main content

Dalam Asuhan Halimah As-sa'diyah



Menukil dari perkataan Ibnu Ishaq (seorang penulis sirah nabawiyah terkenal), beliau berkata "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam disusui wanita dari bani Sa'ad yang bernama Halimah binti Abu Dzuaib (lebih dikenal dengan nama Halimah As-Sa'diyah)". Sejarah mencatat bahwa kala itu bangsa Arab memiliki tradisi yang unik. Para orang tua akan menitipkan anak-anaknya yang masih kecil ke orang-orang desa. Mereka ditempatkan pada wilayah yang aman dan tentram, yang jauh dari keramaian kota. Hal itu juga terjadi pada Rasulullah saw tatkala ia kecil.

Allah memilih Halimah untuk mengemban tugas yang mulia ini. Kala itu, Halimah bersama rombongan dari bani Sa'ad pergi ke kota Makkah. Meraka mencari anak kecil untuk mereka susui dan mendapatkan upah dari jasanya itu. Di perjalanan itu Halimah ditemani oleh suaminya dan juga anak-anaknya yang masih kecil. Mereka pergi dengan menunggangi keladai putih dan unta.

Perjalan yang berat bagi mereka. Kekeringan sedang melanda. Unta yang mereka miliki tak mempunyai susu untuk diperah. Tak ada makanan yang tersisa. Anak-anak mereka terus menangis karena kelaparan. Sepanjang perjalanan mereka sulit untuk tidur, karena kesulitan yang mereka hadapi.

Pada malam hari, Halimah beserta rombongan dari bani Sa'ad akhirnya sampai di kota Makkah. Mereka langsung berpencar dan mencari anak untuk mereka susui. Setiap dari mereka termasuk Halimah pernah ditawari untuk menyusui Rasululllah, namunnya semuanya menolak. Mereka tak banyak berharap dari seseorang yang yatim. Mereka menginginkan imbalan dari seorang yang kaya.

Semua wanita dari rombongan bani Sa'ad tadi telah mendapatkan bayi untuk mereka bawa pulang. Halimah tak ingin ia pulang dengan tidak membawa bayi untuk ia asuh. Ia pun segera meminta ijin kepada suaminya untuk membawa rasulullah. Dengan mengharap keberkahan dari Allah, Halimah pun membawa Rasulullah. Ia pun pergi dengan membawa Rasulullah ke tempat istirahatnya.

Ketika ia sampai di tempat istirahat. Anak-anaknya tertidur pulas. Hal yang tak pernah terjadi selama ia diperjalan. Unta yang ia bawa tiba-tiba penuh dengan susu. Ia langsung memerahnya. Mereka meminum susu itu. Menghilangkan dahaga yang sudah kian membara. Mereka merasakan keberkahan. Malam sangat indah bagi mereka.

Pagi pun tiba, Halimah bersama rombongan bani Sa'ad segera kembali ke kampung halaman. Halimah menunggangi keledai putihnya. Entah apa yang terjadi, keledai itu menjadi sangat kuat, hingga tak ada satu pun yang mampu menyusul Halimah.

Halimah sampai di kampung halamannya. Ia sungguh terkejut karena melihat tanahnya subur. Padahal awalnya tanahnya begitu kering, sampai ia tidak mengetahui wilayah yang lebih kering dari perkampungan Bani Sa'ad. Kambing yang ia miliki kembali dengan perut yang kenyang dan penuh susu. Para pemilik kambing lain, sengaja menggembalakan kambingnya di tanah Halimah, tetapi hanya milik Halimahlah yang pulang dengan kenyang dan penuh susu. Halimah menyadari adanya keberkahan pada Rasulullah. Ia pun sangat mencintainya. Dan terus mengasuhnya. Keberkahan demi keberkahan dari Allah ia terus dapatkan hingga berjalan dua tahun. Nabi Muhammad tumbuh menjadi anak muda yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Usianya belum genap 2 tahun, tapi ia telah tumbuh menjadi anak yang tegap.

Halimah kembali datang ke Makkah untuk mengembalikan Nabi Muhammad pada ibunya. Namun, Halimah masih menginginkan Rasulullah tinggal bersamanya, karena adanya keberkahan pada Rasulullah. Halimah pun meminta pada ibunda Rasulullah, agar Rasulullah tetap bersamanya hingga ia tumbuh menjadi kuat. Aminah pun mengijinkannya. Akhirnya, Halimah membawa kembali Rasulullah ke tempat tinggalnya.

Perihal Dua Malaikat

Hari itu, Rasulullah bersama saudara sepersusuannya sedang menggembalakan kambing di belakang rumah. Hingga datanglah dua orang yang berpakaian putih menghampiri Rasulullah dan membaringkannya. Mereka membelah perut Rasulullah dan menggambil hatinya. Mereka mengeluarkan segumpulan hitam dari hati Rasulullah dan membersihkannya. Saudaranya tadi, langsung berlari dan berteriak pada ayahnya "Saudara Quraisy telah dibunuh ! saudara Quraisy telah dibunuh!" Mereka segara menghampiri Rasulullah dan mereka menemuinya dalam keadaan pucat.

Halimah pun segera mengembalikan Rasulullah kepada Ibunya. "Ada apa denganmu wahai ibu susuan ? bukankah engkau menginginkan ia tinggal bersamamu" tanya ibunda Rasulullah. "Aku telah menyelesaikan tugasku, untuk membesarkannya, dan Aku takut karena banyak hal yang terjadi padanya" jawab Halimah. Ibunda Rasulullah berkata, 'Tidak, demi Allah! Syetan tidak mendapatkan jalan untuk masuk kepadanya. Sesungguhnya anakku akan menjadi orang besar di kemudian hari. Maukah engkau aku ceritakan perihal dia?' Aku berkata, 'Ya, mau.' Ibunya berkata, 'Ketika aku mengandungnya, aku melihat sinar keluar dari perutku kemudian karena sinar tersebut aku bisa melihat istana-istana Busra, daerah di Syam menjadi bercahaya. Demi Allah, aku belum pernah melihat kandungan yang lebih ringan dan lebih mudah dari dia. Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan tangannya di tanah dan kepalanya menghadap ke langit. Biarkan dia bersamamu, dan pulanglah dengan tenang."

Semua Nabi Menggembala Kambing

 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak ada satu nabi pun melainkan ia menggembala kambing. " Ditanyakan kepada beliau,  "Termasuk engkau, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,  "Ya, termasuk aku. "

Haliamah As-Sa'diyyah Mengembalikan Rasulullah

Setelah waktu berlalu lama, akhirnya Halimah pun mengembalikan Rasulullah ke Makkah. Selain karena Halimah telah menyelesaikan tugasnya. Penyebab lain dikembalikannya Rasulullah adalah adanya usaha orang-orang Habasyah untuk membawa pergi Rasulullah kepada Raja mereka. Mereka telah mengetahui tanda-tanda pada Rasulullah bahwa ia kelak akan memjadi orang besar. Beberapa kali hampir saja Halimah tidak dapat meloloskan diri dari orang-orang Habasyah.


Sumber: Sirah Ibnu Hisyam, Rasulullah Kisah Sang Pemimipin Umat, serta Sejarah Kebudayaan Islam

Comments

Post a Comment

Popular Posts

Dimensi Waktu Sejarah

Okee sekarang kita memasuki artikel ke-2 dalam blog ini. Kali ini kita masih akan membahas mengenai dasar - dasar ilmu sejarah. Pada artikel lalu kita telah membahas mengenai pengertian sejarah, unsur - unsur sejarah, hakikat sejarah, dan ciri utama sejarah. Kali ini kita akan membahas mengenai dimensi waktu dalam sejarah. Waktu dalam sejarah ? mungkin teman - teman berfikir bahwa waktu dalam sejarah adalah masa lalu. Memang hal itu tidaklah dapat disalahkan, karena memang sejarah itu mempelajari peristiwa masa lalu, namun hal itu juga tidak dapat dibenarkan, karena belajar sejarah tak hanya mempelajari masa lalu, namun mengkaji hubungan peristiwa masa lalu dan masa kini bahkan memprediksi masa depan, yang didasarkan pada pola sejarah. Adapun pada kali ini kita akan membahas mengenai dimensi waktu dalam sejarah menurut Kuntowijoyo. Beliau berpendapat bahwa dimensi waktu sejarah meliputi perkembangan, pengulangan, kesinambungan, dan perubahan. 1. Perkembangan Dimensi waktu ya...

Ruang Lingkup Sejarah dan Manfaat Sejarah

Pada artikel lalu kita telah membahas mengenai dimensi waktu dalam sejarah. Pada kali ini kita akan membahas mengenai ruang lingkup sejarah dan juga manfaat sejarah. Mari kita bahas satu-persatu. A. Ruang Lingkup sejarah Meliputi apa sajakah sejarah itu? apa batasan dari sejarah? mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang akan muncul dibenak kita tatkala kita membahas materi ini. Menurut para ahli (Budiyono dkk, 2013:19-22) ruang lingkup sejarah dibatasi pada sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni. 1.Sejarah sebagai Peristiwa Sejarah sebagai peristiwa merupakan kejadian pada masa lampau dan tidak dapat terulang kembali. Peristiwa sejarah dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah lainnya dalam hubungan sebab akibat. Sejarah sebagai peristiwa memiliki ciri unik, abadi, dan penting. Sejarah sebagai peristiwa pada dasarnya objektif. Objektivitas sejarah sebagai peristiwa terletak pada fakta yang berkaitan dengan peristiwa yang benar-benar terjadi. Hal itu sejalan...